Bermaterikan pecatur GM Susanto Megaranto, MF Awam Wahono, MF Anjas Novita, MF Cecep Kosasih, Jabar mendominasi catur beregu putra PON XVII yang dilangsungkan di Hotel Tarakan Plaza, Tarakan, Sabtu (5/7).
Jabar hanya sekali bermain seri 2-2 melawan tim DKI Jakarta, sisa delapan propinsi lainnya disikat habis sehingga mereka merebut 17 Match Point (kemenangan regu), jauh di atas regu Kaltim yang meraih 13 MP dan 25 Victory Point (kemenangan papan) dan merebut medali perak.
Kaltim hanya unggul dalam nilai VP dibandingkan tim DKI Jakarta yang sama merebut 13 MP tapi hanya 22,5 VP sehingga harus puas dengan medali perunggu.
Babak terakhir (babak sembilan) catur cepat beregu putra ditandai dengan WO-nya tim Sumsel setelah klaim remis pecatur papan pertamanya MF Maksum Firdaus ketika jumpa MI Tirto (Kaltim) pada babak delapan ditolak oleh wasit. Setelah permainan dilanjutkan, Maksum yang sudah dalam posisi kalah melancarkan protes lagi dan tidak mau meneruskan pertandingan.
Protes pun diteruskan ke Dewan Hakim sesuai peraturan yang berlaku. Dewan Hakim ikut menolak protes yang berdasarkan aturan tiga kali pengulangan bangunan yang sama tersebut dan mewajibkan permainan dilanjutkan. Namun tim manajer Sumsel Nur Singgih terlanjur patah arang, dan dengan emosi yang meluap memerintahkan atletnya “Pulang!” dan langsung meninggalkan arena pertandingan. Padahal Sumsel masih punya peluang memperebutkan medali perunggu walau berat karena jumpa Jabar pada babak terakhir.
Kaltim Emas Putri
Emas catur cepat beregu putri secara luar biasa direbut tim Kaltim yang sepanjang sembilan babak sistem setengah kompetisi terus menerus menurunkan tiga pecatur mudanya, Nadya Anggraeni (12 tahun), Dewi AA Citra (14 tahun) dan Chelsie Monica Sihite (12 tahun).
Regu putri Kaltim juga tidak terkalahkan, mencetak tujuh kemenangan dan dua kali remis dari Banten dan Bali. Kunci kemenangan putri Kaltim ketika pada babak kedelapan menundukkan tim DKI Jakarta yang saat itu memimpin dengan perbedaan nilai 1,5 VP.
MIW Lisa Lumongdong membuat DKI unggul lebih dulu setelah menundukkan Chelsie Monica. Namun beberapa menit kemudian Nadya menyamakan kedudukan dengan mengalahkan Evi Lindiawati yang kalah waktu saat ketinggalan dua bidak. Citra memastikan kemenangan Kaltim setelah menundukkan MI Upi Darmayana sehingga Kaltim unggul 2-1 atas DKI Jakarta.
Kaltim merebut 16 MP, DKI Jakarta yang meraih medali perak membukukan 15 MP dan Jabar kebagian medali perunggu dengan 13 MP.
Kristianus Liem
Humas PB Percasi
Teks foto: Putri Kaltim saat jumpa putri DKI pada babak kedelapan yang menentukan siapa perebut medali emas. Kaltim menang 2-1 (Foto oleh Kristianus Liem)
Jabar hanya sekali bermain seri 2-2 melawan tim DKI Jakarta, sisa delapan propinsi lainnya disikat habis sehingga mereka merebut 17 Match Point (kemenangan regu), jauh di atas regu Kaltim yang meraih 13 MP dan 25 Victory Point (kemenangan papan) dan merebut medali perak.
Kaltim hanya unggul dalam nilai VP dibandingkan tim DKI Jakarta yang sama merebut 13 MP tapi hanya 22,5 VP sehingga harus puas dengan medali perunggu.
Babak terakhir (babak sembilan) catur cepat beregu putra ditandai dengan WO-nya tim Sumsel setelah klaim remis pecatur papan pertamanya MF Maksum Firdaus ketika jumpa MI Tirto (Kaltim) pada babak delapan ditolak oleh wasit. Setelah permainan dilanjutkan, Maksum yang sudah dalam posisi kalah melancarkan protes lagi dan tidak mau meneruskan pertandingan.
Protes pun diteruskan ke Dewan Hakim sesuai peraturan yang berlaku. Dewan Hakim ikut menolak protes yang berdasarkan aturan tiga kali pengulangan bangunan yang sama tersebut dan mewajibkan permainan dilanjutkan. Namun tim manajer Sumsel Nur Singgih terlanjur patah arang, dan dengan emosi yang meluap memerintahkan atletnya “Pulang!” dan langsung meninggalkan arena pertandingan. Padahal Sumsel masih punya peluang memperebutkan medali perunggu walau berat karena jumpa Jabar pada babak terakhir.
Kaltim Emas Putri
Emas catur cepat beregu putri secara luar biasa direbut tim Kaltim yang sepanjang sembilan babak sistem setengah kompetisi terus menerus menurunkan tiga pecatur mudanya, Nadya Anggraeni (12 tahun), Dewi AA Citra (14 tahun) dan Chelsie Monica Sihite (12 tahun).
Regu putri Kaltim juga tidak terkalahkan, mencetak tujuh kemenangan dan dua kali remis dari Banten dan Bali. Kunci kemenangan putri Kaltim ketika pada babak kedelapan menundukkan tim DKI Jakarta yang saat itu memimpin dengan perbedaan nilai 1,5 VP.
MIW Lisa Lumongdong membuat DKI unggul lebih dulu setelah menundukkan Chelsie Monica. Namun beberapa menit kemudian Nadya menyamakan kedudukan dengan mengalahkan Evi Lindiawati yang kalah waktu saat ketinggalan dua bidak. Citra memastikan kemenangan Kaltim setelah menundukkan MI Upi Darmayana sehingga Kaltim unggul 2-1 atas DKI Jakarta.
Kaltim merebut 16 MP, DKI Jakarta yang meraih medali perak membukukan 15 MP dan Jabar kebagian medali perunggu dengan 13 MP.
Kristianus Liem
Humas PB Percasi
Teks foto: Putri Kaltim saat jumpa putri DKI pada babak kedelapan yang menentukan siapa perebut medali emas. Kaltim menang 2-1 (Foto oleh Kristianus Liem)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar