Sayang sekali konflik kepentingan dalam Kejuaraan Nasional Catur Mahasiswa ke-2 di Auditorium Gedung D Lantai 2, DITJEN DIKTI, Depdiknas Jl. Jend. Soedirman Pintu I, Senayan Jakarta, harus berakhir dengan didiskualifikasikannya GMW Irene Kharisma Sukandar dan tiga pecatur putri asal Universitas Gunadarma lainnya, Gerhana Kartika, Megasari Chaniago dan Ajeng Nuraida.
Mereka berempat dianggap belum berstatus mahasiswi karena baru lulus SMA walau secara nyata mereka sudah mendaftar, lulus tes dan diterima, tetapi mereka tidak bisa membuktikan statusnya melalui kartu mahasiswa (KTM) resmi seperti yang dituntut oleh panitia penyelenggara setelah setiap hari diprotes oleh mahasiswa/I dari Universitas Pancasila, STIE Indonesia Rawamangun dan Udayana Bali.
Buntut dari surat diskualifikasi yang ditandatangani oleh sekretaris panitia penyelenggara Sebastian Simanjuntak itu, seluruh pecatur yang turun atas nama Universitas Gunadarma ramai-ramai menarik diri beberapa saat setelah babak keenam dimulai Selasa (23/6). Di antara dua puluhan pecatur tersebut terdapat GM Susanto Megaranto yang sedang memimpin klasemen dan berpeluang besar untuk keluar sebagai juara.
Dengan WO-nya Susanto, kini tinggal dua pecatur di posisi teratas kalsemen sementara dengan 6 poin, yaitu juara bertahan MI Tirta Chandra Purnama (STIE Indonesia Rawamangun) dan MN Ricky Rismanto (STAI Yapata).
Di nomor perorangan putri terjadi perubahan klasemen yang drastis karena lima pecatur yang dikalahkan Irene sebelumnya berbalik dianggap yang menang dan memperoleh gratis satu angka tambahan.
Kini yang memimpin klasemen sementara adalah MNW Kadek Iin Dwijayanti (Udayana Bali) dengan 6 poin, disusul MNW Evi Lindiawati (STIE Indonesia Rawamangun) 5,5 angka dan berikutnya ada dua pecatur dengan 5 angka, yaitu MNW Norasa Verdiana (Universitas Pancasila) dan Sisviana Dewi (Universitas Negeri Malang). Nama yang disebut terakhir ini bisa dibilang suatu kejutan karena baru muncul dan mampu bersaing dengan sejumlah nama yang sudah tidak asing lagi di kancah percaturan nasional.
Pada nomor beregu putra, jalan runner-up tahun lalu STMIK Mikroskill Medan ke tangga juara terbuka lebar setelah mundurnya tim Gunadarma A. Mikroskill kini menjadi satu-satunya tim yang telah memenangkan seluruh enam babak yang telah dimainkan dan bertengger di puncak klasemen sementara dengan 12 MP 16,5 VP. Di bawahnya membuntuti STIE Indonesia Rawamangun 11 MP 15,5 VP, lalu STMIK Cilegon A 9 MP 14,5 VP.
Pada nomor beregu putri, dengan mundurnya tim juara bertahan Universitas Gunadarma A, maka tim Universitas Sudirman Purwokerto kini bercokol di puncak dengan 12 MP 16,5 VP. Di bawahnya Universitas Negeri Yogyakarta dengan 10 MP 15 VP, lalu IAIN Banten dengan 8 MP 14 VP.
Hasil lengkap Kejurnas Mahasiswa dapat dilihat di http://www.chess-results.com/tnr22951.aspx?lan=1 .
Teks foto:
Regu STIE Indonesia Rawamangun vs STMIK Cilegon A bertarung dengan latar belakang display papan elektronik GM Susanto Megaranto vs MI Tirta Chandra Purnama yang tidak jadi dimainkan sehingga posisi buah catur tampak seperti susunan awalnya dan tidak ada langkah yang digerakkan. (foto oleh Kristianus Liem)
Mereka berempat dianggap belum berstatus mahasiswi karena baru lulus SMA walau secara nyata mereka sudah mendaftar, lulus tes dan diterima, tetapi mereka tidak bisa membuktikan statusnya melalui kartu mahasiswa (KTM) resmi seperti yang dituntut oleh panitia penyelenggara setelah setiap hari diprotes oleh mahasiswa/I dari Universitas Pancasila, STIE Indonesia Rawamangun dan Udayana Bali.
Buntut dari surat diskualifikasi yang ditandatangani oleh sekretaris panitia penyelenggara Sebastian Simanjuntak itu, seluruh pecatur yang turun atas nama Universitas Gunadarma ramai-ramai menarik diri beberapa saat setelah babak keenam dimulai Selasa (23/6). Di antara dua puluhan pecatur tersebut terdapat GM Susanto Megaranto yang sedang memimpin klasemen dan berpeluang besar untuk keluar sebagai juara.
Dengan WO-nya Susanto, kini tinggal dua pecatur di posisi teratas kalsemen sementara dengan 6 poin, yaitu juara bertahan MI Tirta Chandra Purnama (STIE Indonesia Rawamangun) dan MN Ricky Rismanto (STAI Yapata).
Di nomor perorangan putri terjadi perubahan klasemen yang drastis karena lima pecatur yang dikalahkan Irene sebelumnya berbalik dianggap yang menang dan memperoleh gratis satu angka tambahan.
Kini yang memimpin klasemen sementara adalah MNW Kadek Iin Dwijayanti (Udayana Bali) dengan 6 poin, disusul MNW Evi Lindiawati (STIE Indonesia Rawamangun) 5,5 angka dan berikutnya ada dua pecatur dengan 5 angka, yaitu MNW Norasa Verdiana (Universitas Pancasila) dan Sisviana Dewi (Universitas Negeri Malang). Nama yang disebut terakhir ini bisa dibilang suatu kejutan karena baru muncul dan mampu bersaing dengan sejumlah nama yang sudah tidak asing lagi di kancah percaturan nasional.
Pada nomor beregu putra, jalan runner-up tahun lalu STMIK Mikroskill Medan ke tangga juara terbuka lebar setelah mundurnya tim Gunadarma A. Mikroskill kini menjadi satu-satunya tim yang telah memenangkan seluruh enam babak yang telah dimainkan dan bertengger di puncak klasemen sementara dengan 12 MP 16,5 VP. Di bawahnya membuntuti STIE Indonesia Rawamangun 11 MP 15,5 VP, lalu STMIK Cilegon A 9 MP 14,5 VP.
Pada nomor beregu putri, dengan mundurnya tim juara bertahan Universitas Gunadarma A, maka tim Universitas Sudirman Purwokerto kini bercokol di puncak dengan 12 MP 16,5 VP. Di bawahnya Universitas Negeri Yogyakarta dengan 10 MP 15 VP, lalu IAIN Banten dengan 8 MP 14 VP.
Hasil lengkap Kejurnas Mahasiswa dapat dilihat di http://www.chess-results.com/tnr22951.aspx?lan=1 .
Teks foto:
Regu STIE Indonesia Rawamangun vs STMIK Cilegon A bertarung dengan latar belakang display papan elektronik GM Susanto Megaranto vs MI Tirta Chandra Purnama yang tidak jadi dimainkan sehingga posisi buah catur tampak seperti susunan awalnya dan tidak ada langkah yang digerakkan. (foto oleh Kristianus Liem)
2 komentar:
sayang juga ya, tapi memang kita harus mematuhi keputusan yang diambil. Mudah2an jadi pelajaran, UG pun tetap konsisten dengan pembinaan pecatur yang memperoleh beasiswa di UG. Mungkin tertarik untuk mengisi portal catur di http://chess.gunadarma.ac.id yang baru dalam tahap pengembangan pada tahun 2009.
Wah, sayang juga yach...coba kalau gak terjadi masalah seperti ini, pasti UG bisa menang...mudah - mudahan di tahun mendatang, UG kembali ikut serta dan menang !
Go UG ! ;)
Site Catur Universitas Gunadarma"
Posting Komentar