Entri yang Diunggulkan

Kejuaraan Catur Asia U18 Mixed Doubles Team 2023

  Tim Indonesia Memimpin,  5 Kali Menang, 1 Seri   Tim catur Indonesia yang terdiri dari FM Aditya Bagus Arfan dan Laysa Latifah memim...

Minggu, 23 November 2008

Susanto Tahan Living Legend Korchnoi, Putri Taklukkan Bangladesh


Tim catur putra Indonesia (unggulan 69) nyaris membuat kejutan lagi pada babak kesembilan Olimpiade Catur ke-38 di Dresden, Jerman, Sabtu (22/11) malam waktu setempat atau Minggu (23/11) dinihari WIB. Menghadapi unggulan 36 tim Swiss yang diperkuat living legend GM Viktor Korchnoi, 77, Indonesia sepertinya bisa menang, lalu bakal seri, tetapi akhirnya kalah 1,5- 2,5.

Bayangkan, pertandingan baru separuh jalan ketika Farid Firmansyah di papan empat tampil sesuai instruksi. Hingga langkah ke-15 situasi di atas papan sesuai “pekerjaan rumah” yang disiapkan GM Lasha Jangjagava, pertahanan Prancis variasi 3.Kc3 Gb4. Pelatih asing dari Georgia itu mulai tersenyum lebar walau wajahnya kusut karena kelelahan bekerja keras menyiapkan “resep” agar para pecatur Indonesia dapat tampil maksimal.

“Ini sesuai persiapan. Kalau Farid tahu cara meneruskannya, ia pasti menang,” ujar Lasha yang hari itu tidak ke tempat pertandingan di International Congress Center Dresden, dan memilih menonton secara live melalui internet di kamar 519 Hotel Ibis bersama-sama tim manajer dan kapten tim putra.

Seperti mendengar bisikan Lasha, ternyata di lapangan Farid menjalankan cara menang seperti yang ditunjukkan Lasha Kg5, Mg7 ancamannya Kh7 dan menang. Kalau Gb5 korbankan Benteng Bxb5. Lalu lakukan terobosan e6! “Farid strong. Farid strong,” begitu Lasha tergelak-gelak ketika melihat Farid menjalankan apa yang diucapkannya. Padahal beberapa hari lalu, Lasha justru mengaku selalu cemas ketika Farid yang diturunkan bermain! “I always afraid when this young boy play,” tuturnya pada beberapa kesempatan.

Akhirnya Farid menang pada langkah ke-25 melawan mantan juara dunia junior 1971 MI Werner Hug (2448) yang merupakan pecatur terbaik Swiss pada era 1970-an. Indonesia unggul 1-0 lebih dulu. Sebelum pertandingan dimulai, ketika saya memotret-motret, Werner yang matanya tidak bisa kena cahaya blitz sempat mengajukan beberapa pertanyaan.

“Lawan saya ini juara dunia junior itu khan?” tanya Werner.
“Iya, tapi hanya juara dunia school,” jawab saya mencoba merendah.
“Saya tahu, tapi dia kuat karena di sana ia mengalahkan anak pelatih tim Swiss sekarang ini, GM Artur Yusupov,” jelas Werner yang selalu memakai topi koboi untuk mengurangi cahaya ke matanya.
“Ya cukup kuatlah karena itu kami ikutsertakan di olimpiade ini walau cuma sebagai pemain cadangan,” saya masih mencoba merendah.
“Apakah dia juara dunia junior pertama untuk Indonesia?”
“Tidak, kami sudah punya juara dunia junior sebelumnya, cuma ketika dewasa tidak berkembang pesat seperti waktu junior.”
“Hahaha… sama seperti saya ini,” timpal Werner yang pernah menjadi juara dunia junior di bawah 20 tahun pada 1971.
“Tapi, ratingnya kenapa masih rendah seperti itu, pasti itu rating yang salah. Saya tahu permainannya lebih kuat daripada ratingnya. Saya harus hati-hati,” sambung Werner lagi. Apa boleh buat, walau sudah hati-hati Werner masih kejeblos juga. Itulah catur.

Kubu Indonesia jadi berbunga-bunga karena ketiga papan lainnya terlihat tidak ada kalahnya. “Saya hanya tidak suka posisi Irwanto, tapi mungkin remis. Susanto juga remis. Yohanes unggul,” begitu komentar Lasha.

Akhirnya GM Susanto Megaranto (2536) memang berhasil menahan remis GM Viktor Korchnoi (2584) langkah 29 pertahanan Slavia. Indonesia lebih dulu unggul 1,5-0,5. Namun setelah bolak-balik menonton partai putri Indonesia dan kembali ke partai putra, Lasha teriak. “Irwanto lost, lost, sudah kalah satu bidak dan bakal copot satu bidak lagi.”

Lalu semangat Lasha yang meletup-letup tiba-tiba menyurut melihat jalur ending yang dimainkan Yohanes. “Wah itu tidak perlu, bakal bahaya karena jadi ada kemungkinan korban kualitas. Harusnya tukar satu Benteng, lalu terjadi permainan akhir yang minimal remis tapi bisa menang,” Lasha mulai uring-uringan.

Akhirnya, persis seperti yang ditakutkan Lasha menjadi kenyataan. MI Irwanto Sadikin (2441) di papan dua takluk dari GM Yannick Pelletier (2557) langkah 57 pembukaan Gambit Menteri Ditolak variasi Cambrigde Springs. Yohanes Simbolon di papan tiga tumbang dari GM Joseph Gallagher (2480) di langkah ke-56 pertahanan Caro-Kann variasi Klasik setelah melakukan blunder fatal 51…Rf8??.

Kejutan yang sudah berbayang di depan mata pun sirna. Indonesia takluk 1,5-2,5 dari Swiss. Lasha pun kuyu. “Olimpiade berikutnya nanti saya main buat tim Indonesia,” celetuk Lasha yang setiap harinya bangga menggenakan jaket merah bertuliskan Indonesia itu.

Hasil tersebut membuat tim Indonesia yang sudah bercokol di peringkat 32 kembali molorot ke peringkat 42 dari 154 regu dengan tetap 10 MP. Posisi pimpinan klasemen sementara kini berubah menjadi Israel 16 MP, lalu Armenia dan Ukraina 15 MP. Posisi Armenia diambil alih Israel karena dikalahkan 1,5-2,5. Posisi Rusia melorot ke peringkat tujuh karena dikalahkan Ukraina 1,5-2,5 sehingga tetap dengan 13 MP.

Putri Menang atas Bangladesh

Di bagian putri, walau menghadapi unggulan yang lebih tinggi Bangladesh (unggulan 61), tim Indonesia (unggulan 67) mampu menang telak 3,5-0,5. MIW Irene Kharisma Sukandar (2303) di papan satu mengawali kemenangan atas MIW Rani Hamid (2132). Dalam posisi materi berimbang sepasang gajah dan tujuh bidak, Irene mematkan Rani pada langkah ke-44 pertahanan Sisilia variasi Ikatan Maroczy.

Kadek Iin Dwijayanti (1859) di papan empat remis lawan MFW Tanima Parveen (2066) langkah 33 pertahanan Skotlandia variasi Empat Kuda. Kemudian berturut-turut Desi Rachmawati di papan tiga dan Evi Lindiawati di papan dua menang atas MFW Shabana Seyda Parveen (2078) langkah 58 pertahanan Slavia dan atas Nazrana Khan (1987) langkah 69 pertahanan Sisilia variasi Kalashnikov.

Kemenangan besar tersebut membuat ranking sementara tim putri Indonesia naik ke peringkat 44 dari 114 regu dengan nilai 10 MP (kemenangan regu). Peringkat teratas sementara ini sama ditempati Ukraina, Polandia dan Serbia dengan 15 MP. Cina tergeser ke peringkat empat setelah dikalahkan Serbia 1,5-2,5.

Notasi Farid dan Susanto:

Berikut pembaca dapat menyimak dua partai pecatur Indonesia yang menarik. Pertama adalah partai Farid vs Hug dan Susanto vs living legend Korchnoi.

Farid,F (2154) - Hug,W (2448) [C19]
38th Olympiad Dresden GER (9), 22.11.2008
1.e4 e6 2.d4 d5 3.Nc3 Bb4 4.e5 c5 5.a3 Bxc3+ 6.bxc3 Ne7 7.Qg4 cxd4 8.Qxg7 Rg8 9.Qxh7 Nbc6 10.Nf3 Qa5 11.Rb1 Bd7 12.Rxb7 Qxc3+ 13.Kd1 a6 14.Bd3 Na5 15.Rb4 Qc7 16.Ng5 Rf8 17.Qg7 Bb5 18.Rxb5 axb5 19.Nh7 0–0–0 20.Nxf8 Nf5 21.Bxf5 exf5 22.e6 d3 23.cxd3 d4 24.Bd2 Nb3 25.Qxf7 1–0

Korchnoi,V (2584) - Megaranto,S (2536) [D10]
38th Olympiad Dresden GER (9), 22.11.2008
1.d4 d5 2.c4 c6 3.e3 Nf6 4.Bd3 Bg4 5.Qb3 Qb6 6.Ne2 e6 7.Ng3 Nbd7 8.h3 Bh5 9.Nxh5 Nxh5 10.Nc3 Nhf6 11.0–0 Be7 12.Rd1 0–0 13.Qc2 Rfd8 14.b3 Rac8 15.Bb2 Bf8 16.Rac1 g6 17.a3 Bg7 18.Na4 Qc7 19.cxd5 exd5 20.b4 a6 21.Nc5 Ne8 22.e4 Nxc5 23.dxc5 dxe4 24.Bxe4 Rxd1+ 25.Rxd1 Bxb2 26.Qxb2 Rd8 27.Rxd8 Qxd8 28.Qe5 Nc7 29.Kh2 ½–½

Pairing Babak 10
Pada babak kesepuluh Minggu (23/11) putra Indonesia akan jumpa tim Venezuela. Pertandingan dimulai pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 21.00 WIB. Berikut susunan pemain lengkapnya:

Bo.
69
Indonesia (INA)
Rtg
-
60
Venezuela (VEN)
Rtg
0 : 0
23.1
GM
Megaranto Susanto
2536
-
GM
Iturrizaga Eduardo
2538
23.2
IM
Irwanto Sadikin
2441
-
IM
Alvarez Marquez Johann
2430
23.3
Yohannes Simbolon
0
-
IM
Prasca Sosa Rafael
2410
23.4
Farid Firmansyah
2154
-
FM
Soto Paez Oliver
2396

Sedangkan tim putri Indonesia akan jumpa tim kuat Spanyol. Berikutnya dengan susunan pemain lengkapnya:

Bo.
67
Indonesia (INA)
Rtg
-
22
Spain (ESP)
Rtg
0 : 0
24.1
WIM
Sukandar Irine Kharisma
2303
-
WGM
Calzetta Monica
2328
24.2
Lindiawati Evi
2121
-
WGM
Vega Gutierrez Sabrina
2278
24.3
Dewi Aa Citra
1802
-
WGM
Delgado Crespo Mairelys
2277
24.4
Rachmawati Desi
0
-
WIM
Llaneza Vega Patricia
2246


Laporan langsung Kristianus Liem dari Dresden

Teks foto:
GM Susanto Megaranto vs living legend GM Viktor Korchnoi pada babak kesembilan.
(Foto-foto oleh Kristianus Liem)

Tidak ada komentar: