Entri yang Diunggulkan

Kejuaraan Catur Asia U18 Mixed Doubles Team 2023

  Tim Indonesia Memimpin,  5 Kali Menang, 1 Seri   Tim catur Indonesia yang terdiri dari FM Aditya Bagus Arfan dan Laysa Latifah memim...

Minggu, 19 Juni 2011

Indonesia Menempel Vietnam


Nomor catur standar ASEAN+ Age Group Chess Championship sudah selesai.

Vietnam kembali mendominasi dengan merebut 9 emas 5 perak 5 perunggu di nomor perorangan. Indonesia di urutan kedua dengan 5 emas 3 perak 1 perunggu.

Kemudian berturut-turut Filipina 2 emas 5 perak 3 perunggu; Malaysia 1 emas 2 perak; Kazakhstan 1 emas; Mongolia 1 emas; India 1 perunggu. Jadi ada tiga negara yang tidak mendapatkan medali satu pun, yaitu Singapura, Korsel dan Taiwan.

Seperti sudah diramalkan kemarin, dari Indonesia selain Arif Abdul Hafiz di KU12 putra, akhirnya juga juara adalah Ivan Maxmillian Putra di KU10 putra dan Ananda Astri di KU8 putri di KU12 putra; Baskara Fiodas di KU16 putra; dan yang paling membanggakan Chelsie Monica Sihite di KU20 putri karena sekaligus meraih gelar MIW!

Catatan fenomenal lainnya, selain yang sudah disebut kemarin, Vu Thi Dieu Ai dari Vietnam di KU14 putri juara dengan perbedaan dua poin dari peringkat kedua; dan Marie Antoinette San Diego dari Filipina di KU12 putri yang juara dengan perbedaan satu setengah angka; adalah Abdumalik Zhansaya dari Kazakhstan yang usianya baru 11 tahun tapi masuk dalam salah seorang perebut emas di KU20 putri sekaligus mendapar gelar MIW pula!

Teks foto:

Chelsie Monica Ignesias Sihite dengan sertifikat WIM (bukan norm WIM). (Photo by Kristianus Liem)

Sabtu, 18 Juni 2011

Chelsie Rebut Emas Klasik dan Langsung MIW


Hasil menggembirakan dibuat atlet-atlet catur Pelatnas SEA Games 2011 pada ASEAN+ Age Group Chess Championship yang tengah berlangsung di Tarakan, Kaltim, 13-19 Juni 2011, dengan merebut seluruh dua medali emas untuk kelompok umur 20 tahun putri.

Kalau sebelumnya Medina Warda Aulia, 14 tahun, yang merebut medali emas pada nomor catur kilat (blitz), kali ini giliran Chelsie Monica Sihite, 15 tahun, yang merebut medali emas untuk nomor catur klasik (standar) pada kelompok umur yang sama yaitu 20 tahun.

Chelsie mengumpulkan 6,5 angka hasil lima kali menang, tiga kali remis dan sekali kalah. Jumlah angka yang sama juga dicetak oleh MIW Vo Thi Kim Phung (VIE) dan Abdumalik Zhansaya (KAZ), sehingga ketiganya berhak atas medali emas yang sama.

Lompatan Besar

Namun yang paling menggembirakan adalah Chelsie juga berhak langsung mendapatkan gelar MIW (Master Internasional Wanita) tanpa harus melalui tiga kali norma MIW. Ini bisa terjadi karena untuk tingkat continental dianggap lebih berbobot (dibandingkan turnamen invitasi atau open) dan memiliki peraturan sendiri.

“Saya jamin gelarnya itu sudah pasti didapat. Nanti saya yang menandatangani sertifikatnya dan diserahkan besok saat acara penutupan,” ujar Ketua Wasit Maung Maung Lwin dari Myanmar.

ASEAN+ Age Group Chess Championship yang berlangsung di Tarakan dari 13 Juni hingga 19 Juni 2011, diikuti 296 atlet catur junior di bawah usia 20 tahun yang datang dari 10 negara. Selain dari negara-negara ASEAN seperti Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam dan tuan rumah Indonesia, juga ada yang datang dari Mongolia, Korsel, Taiwan, Kazakhstan dan India.

Selain Chelsie juga ada empat pecatur Indonesia lainnya yang mampu merebut medali emas. Mereka adalah Ananda Putri di KU8 putri; Ivan Maxmillian Putra di KU10 putra; Arif Abdul Hafiz di KU12 putra; dan Baskara Fiodas di KU16 putra.

Selain nomor catur kilat dan nomor catur standar, juga ada catur cepat (Rapid) yang baru dimainkan pada dua hari Sabtu malam ini.

Teks foto:

Chelsie Monica Sihite (Foto oleh Kristianus Liem)

Jumat, 17 Juni 2011

Medina Rebut Medali Emas Blitz ASEAN Age Group


Medina Warda Aulia, atlet Pelatnas Catur SEA Games 2011 yang baru berusia 14 tahun, merebut medali emas pada nomor catur kilat (blitz) ASEAN+ Age Group Chess Championship untuk kelompok umur (KU) 20 tahun yang tengah berlangsung di Tarakan, Kaltim, hingga 19 Juni 2011.

Medina merebut 7 poin dari sembilan babak hasil enam kali menang, dua kali remis dan sekali kalah. Dua pecatur Vietnam, MIW Hoang Thi Nhu Y dan MIW Nguyen Thi Mai Hung juga meraih 7 poin, tapi Medina unggul dalam nilai tie-break Buchol, yaitu 45,5 poin banding 44 dan 43,5 poin.

ASEAN+ Age Group Chess Championship yang berlangsung di Tarakan dari 13 Juni hingga 19 Juni 2011, diikuti 296 atlet catur junior di bawah usia 20 tahun yang datang dari 10 negara. Selain dari negara-negara ASEAN seperti Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam dan tuan rumah Indonesia, juga ada yang datang dari Mongolia, Korsel, Taiwan, Kazakhstan dan India.

Selain Medina juga ada tiga pecatur Indonesia lainnya yang mampu merebut medali emas. Mereka adalah Dita Karenza di KU12 putri; Constantius Leonardo Pratama di KU10 putra dan Baskara Fiodas di KU16 putra.

Selain nomor catur kilat, juga dipertandingkan nomor catur standar (Klasik) yang baru memainkan lima babak, dan catur cepat (Rapid) yang baru akan dimainkan pada dua hari terakhir.

Teks foto:

Medina Warda Aulia dan medali emas catur kilat ASEAN+ Age Group Chess Championship bersama saya Kristianus Liem. (Foto oleh Stefani Dian Cheri)

Kamis, 16 Juni 2011

Para Juara dan Calon Juara


Nomor catur standar ASEAN+ Age Group Chess Championship tinggal satu babak lagi. Tiga pecatur dari tiga negara berbeda sudah memastikan diri menjadi juara. Mereka adalah Arif Abdul Hafiz dari Indonesia di KU12 putra; Vu Thi Dieu Ai dari Vietnam di KU14 putri dan Marie Antoinette San Diego dari Filipina di KU12 putri.

Arif mencetak skor spektakuler dan satu-satunya dari 294 peserta AAG, yaitu angka sempurna 8 poin dari 8 babak! Saingan terdekatnya, Nguyen Tan Hoang Nam (VIE) tertinggal satu poin hasil kalah dari Arif, jadi agak mustahil kalau tie-break Arif tersusul seandainya kalah pada babak terakhir dan sebaliknya Hoang Nam menang.

Dieu Ai membukukan 6,5 poin tapi saingan terdekatnya, Shania Mae Mendoza dari Filipina baru mengumpulkan 5 poin, jadi tak mungkin terkejar lagi walau kalah pada babak terakhir.

Marie membukukan angka yang juga mengagumkan, yaitu 7 poin, tapi saingan terdekatnya yang juga rekan senegaranya, Revita Samantha Glo baru mengumpulkan 5,5 poin, jadi sama tak mungkin terkejar lagi.

Dua pecatur Indonesia lainnya yang mungkin juara adalah Ivan Maxmillian Putra di KU10 putra yang membukukan 7 poin, dengan saingan terdekatnya Teh De Juan (MAS) 6,5 poin, tapi keduanya sudah pernah bertemu dan Ivan yang menang. Satunya lagi Ananda Astri di KU8 putri yang juga meraih 7 poin dan saingannya Tran Vuong Mai Khanh (VIE) dengan 6,5 poin, dan keduanya juga sudah bertemu, tapi Mai Khanh yang menang.

Teks foto: Arif Abdul Hafiz. (Photo by Kristianus Liem)

Perburuan Medali Catur Standar Ketat


Setelah menyelesaikan enam babak atau tiga perempat perjalanan nomor bergengsi catur standar, terlihat para pecatur Vietnam tetap masih mendominasi pimpinan klasemen sementara. Namun yang menggembirakan, para pecatur junior Indonesia menempel ketat sehingga siapa tahu pada tiga babak terakhir mampu menyalip?

Dari dua belas nomor yang dipertandingkan tercatat ada enam pecatur Vietnam dan Indonesia yang berada di kelompok pimpinan klasemen sementara, bedanya empat pecatur Vietnam memimpin sendirian, sedang pecatur Indonesia yang memimpin sendirian cuma dua orang saja.

Berikut ini nama-nama mereka yang memimpin hingga babak keenam. Di kelompok putra atau terbuka: O20 Muhamad Satibi (INA) 5 poin; O16 Baskara Fiodas (INA), Pham Hoai Nam (VIE) 5 poin; O14 Tran Tuan Minh 5,5 poin; O12 Arif Abdul Hafiz (INA) 6 poin; O10 The De Juan (MAS), Ivan Maxmillian Putra (INA), Catur Adi Sagita (INA) 5 poin; O8 Pham Phu Vinh (VIE) 6 poin.

Di kelompok putri: G20 Abdumalik Zhansaya (KAZ) 5 poin; G16 Nguyen Thi Thung Trien (VIE) 5,5 poin; G14 Vu Thi Dieu Ai 5 poin; G12 San Diego Marie Antoinette (PHI) 5,5 poin; G10 The De Zen (MAS) 5,5 poin; G8 Ananda Astri (INA), Tran Vuong Mai Khanh (VIE) 5 poin.

Di luar Vietnam dan Indonesia, terlihat satu pecatur Filipina dan Kazakhstan yang memimpin sendirian. Sedang dari Malaysia ada kakak beradik yang memimpin di kelompok umur 10 tahun di putra maupun putri.

Teks foto: Abdumalik Zhansaya (Photo by Kristianus Liem)